FEATURE
Semangat Bapak yang Tidak Pernah Padam
Foto bapak bersama Ibu (kiri) dan Kakak (kanan) |
Seperti biasanya saat adzan mulai berkumandang lelaki itu bergegas merapikan sarungnya yang lusuh dengan badan yang sudah terlihat semakin menua dengan bau minyak wangi yang khas miliknya. Lelaki itu memang bukan orang yang sukses dengan penghasilan berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar dan dikenal banyak orang tapi bagiku sukses yang dia lakukan adalah ketika dia bisa menjadikan pengaruh besar terhadap orang-orang disekelilingnya. Ia dilahirkan dari seorang keluarga petani dengan didikan keras tetapi hebatnya, ia tidak pernah menerapkan didikan itu kepada anak-anaknya karena ia tau didikan keras memang melatih anak-anaknya agar tidak manja dan agar dihormati tetapi untuk ingin dihormati saja tidak harus dengan kekerasan.
Lelaki itu biasa kupanggil Bapak. Nama bapak saya Zainal Mustofa. Beliau dilahirkan pada tanggal 5 mei 1961 di Magelang,Jawa Tengah. Beliau adalah anak pertama dari delapan bersaudara.Dahulu bapak pernah bercerita tentang perjuangannya untuk bisa tetap bersekolah.Tidak seperti anak zaman sekarang bapak sebelum berangkat sekolah selalu mengembala kambing dilapangan dekat dengan sekolahnya yaitu SD Ngrajek Mungkid. Sambil membaca buku dibawah pohon dan ditemani semilir angin yang sepoi-sepoi bapak pun tidak jarang tertidur dan terbangun dengan beberapa kambingnya yang sudah melarikan diri hingga membuat dirinya harus mencari sebagian kambing kesayangannya baru kemudian berangkat ke sekolah.Walaupun bapak sering terlambat ke sekolah tapi bapak tidak pernah absen selama enam tahun untuk menduduki peringkat pertama.
Sekitar tahun 1980,beliau memilih untuk melanjutkan sekolahnya di kota Yogyakarta tepatnya di Universitas Islam Negri Kalijaga. Untuk bisa melanjutkan sekolah tentunya banyak rintangan yang ia lalui.Dikucilkan atau mungkin dianggap remeh merupakan hal yang sering terjadi, apalagi bapak juga tidak mendapat dukungan dari orang tuanya. Mereka hanya berfikir bahwa pendidikan hanya cukup di bangku SMA setelah itu berlanjut di sawah. Dengan tekat yang kuat bapak memberanikan diri untuk berhijrah ke Yogyakarta.Bapak terkenal sebagai seorang aktivis diberbagai kegiatan hingga akhirnya setelah lulus beliau ditawarkan untuk bekerja pada perusahaan PT Baja Kurnia di Ceper, Klaten, Jawa Tengah dan menetap di Klaten hingga saat ini. Tidak hanya sibuk bekerja bapak juga disibukan oleh berbagai organisasi keislaman,selain menjadi takmir masjid didekat rumah bapak juga menjadi ketua muhammadiyah cabang bramen.
Semangat bapaklah yang slalu ditularkan kepada ke tujuh adik-adiknya dan hingga akhirnya diajarkan kepada kedua putri kebanggaannya. Dia juga tidak pernah lelah mencari ilmu walaupun dia harus merelakan waktu istirahatnya dan waktu untuk berkumpul dengan keluarga kecilnya.Sebelum anak-anaknya pergi keluar kota untuk bersekolah bapak tidak pernah absen untuk memberikan petuah yang durasinya seperti perjalanan dari Klaten ke Yogyakarta ditambah dengan kemacetannya.Namun, terkadang aku kasihan padanya yang terlalu bersemangat dengan kesibukannya. Karena beliau kini hampir menginjak umur 57tahun yang dimana kesibukannya sudah harus dikurangi karena tenaganya sudah tidak sekuat pada masa mudanya.Beliau adalah orang yang tidak pernah mengeluh,rajin dan bersemangat.Beliau tidak pernah meminta hal yang lebih dikehidupannya dan beliau selalu menerima semua yang terjadi dikehidupannya dengan keikhlasan.
”Bagi bapak kalian tidak harus memiliki puluhan piala dan selalu menduduki ranking satu di sekolah.Tapi yang paling terpenting jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain karena hidup bukan tentang diri sendiri dan jangan pernah menggunakan waktu dengan sia-sia selagi masih diberi umur dan kesehatan gunakan waktu sebaik-baiknya.Selalu bersyukur dan tidak mudah menyerah lah yang harus kita tanamkan dalam diri kita selanjutnya serahkan semuanya kepada Allah SWT” ungkapan beliau yang selalu ku ingat.Bapak memang sudah berhasil menularkan rasa semangat dan sifat tidak mudah mengeluh kepada keluarga kecilnya.
”Bagi bapak kalian tidak harus memiliki puluhan piala dan selalu menduduki ranking satu di sekolah.Tapi yang paling terpenting jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain karena hidup bukan tentang diri sendiri dan jangan pernah menggunakan waktu dengan sia-sia selagi masih diberi umur dan kesehatan gunakan waktu sebaik-baiknya.Selalu bersyukur dan tidak mudah menyerah lah yang harus kita tanamkan dalam diri kita selanjutnya serahkan semuanya kepada Allah SWT” ungkapan beliau yang selalu ku ingat.Bapak memang sudah berhasil menularkan rasa semangat dan sifat tidak mudah mengeluh kepada keluarga kecilnya.
Komentar
Posting Komentar