Perkembangan Public Relation Beserta Peran dan Fungsinya

   PR adalah fungsi manajemen yang unik yang membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi, memunculkan pemahaman, kerjasama antara organisasi dan publiknya; melibatkanmanajemen permasalahan dan isu; membantu manajemen untuk terus menginformasikan dan tanggap terhadap opini publik; mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, melayani sebagai sistem peringatan dini untuk membantu mencegah kecenderungan negatif, dan menggunakan penelitian yang sehat dan etika komunikasi sebagai alat utamanya.” (Harlow, 1976:36)
   IstilahPR baru dikenal mulai abad 20, yaitu di negara tempat kelahirannya Amerika Serikat, walaupun gejalanya sudah ada sejak adanya manusia pertama, yakni Adam dan Hawa. Gejalanya timbul ditandai dengan adanya hubungan seseorang dengan orang lain, pemberitahuan seseorang kepada orang lain. Jadi PR tumbuh dari kebudayaan masyarakat untuk memperoleh sesuatu. Berbagai teknik PR sudah diterapkan selama berabad-abad yang lalu seperti contohnya Penyambutan ratu Balqis terhadap Nabi Sulaeman dengan upacara yang meriah untuk menghormati kedatangan tamu yang istimewa, peristiwa penyambutan Mark Anthony di tepi sungai Nil yang dilakukan oleh Cleopatra dengan segala keindahannya sebagai seorang ratu dan lain lain.
   Pada awalnya kegiatan PR diawali dengan kegiatan Press Agency atau Keagenan Pers di mana cara kerjanya berkaitan dengan bidang kewartawanan yang dapat disewa untuk mempromosikan tentang seseorang atau organisasi, perusahaan, lembaga dengan mencapai publisitas yang menyenangkan di media massa baik media massa cetak maupun elektronik. Menurut Cutlip-Center press agentry lebih bertujuan untuk mendapatkan pemberitaan (ekspos) media massa dari pada  membangun pengertian public (public understanding). Press agentry lebih berpijak pada teori komunikasi massa agenda setting yang menyatakan bahwa semakin sering seseorang atau suatu organisasi diberitakan media massa, maka orang atau organisasi itu menjadi semakin penting bagi masyarakat.
   Pada perkembangan selanjutya muncul profesi yang kita kenal dengan istilah publicity atau publisitas. Pada prinsipnya publisitas dilakukan oleh seseorang untuk menciptakan goodwill melalui peistiwa-peristiwa yang dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk diberitakan di media massa. Dari kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan goodwill atau citra yang baik. Periode berikutnya, muncul apa yang dinamakan Publik Relation. Dengan munculnya PR berarti merupakan pengembangan dari publicity, di mana publicity dalam konsep PR merupakan komponen utama dari kegiatannya.
   Namun dalam hal ini PR lebih terorganisasi untuk memfokuskan diri pada kegiatan yang sifatnya lebih terlembaga. Sehingga hal tersebut dapat membedakan antara kegiatan yang dimulai dari Press Agency Publicity Public Relations.Pada prinsipnya, dengan adanya public relations, tidaklah berarti publicity menjadi hilang atau hancur, dalam arti tidak berfungsi, tetapi justru tetap ada bahkan melengkapi kegiatan PR. Demikian juga dengan adanya publicity dan PR tidak memberikan konsekuensi pada kehancuran Press Agentry, tapi bahkan Press Agentry ini diperlukan bagi kegiatan yang dilakukan apakah ini untuk profesi yang bergelut di bidang Publicity atau PR.
   James E. Grunig adalah tokoh yang sudah lama berkecimpung di dunia Public Relations. Beliau membagi 4 Model PR sebagai berikut: Menurut Grunig dan Hunt ada empat model PR yaitu:
1. Press Agentry
Press Agentry disebut juga dengan Agen Pemberitaan yakni sebuah model dimana informasi bergerak satu arah – dari organisasi menuju publik. Model seperti ini kerap digunakan di sebuah organisasi atau perusahaan yang mana tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut memahamkan audience atau masyarakat. Model Press Agentry kerap digunakan dalam urusan pengembangan-pengembangan  perusahaan, untuk menciptakan citra baik nama perusahaan atau organisasi mereka dan menarik perhatian para konsumen atau audience termasuk dalam menggunakan taktik.
Contonya: Iklan hape VIVO menggunakan model Agnes Monica yang dimana perusahaan dari VIVO ingin masyarakat mengetahui bahwa hape VIVO ini adalah hape yang dimiliki oleh artis terkenal seperti Agnes Monica.  
2. Informasi Publik
Model ini bertujuan memberi Informasi bukan untuk publisitas atau promosi. Dalam konteks komunikasi penyampaian berita tetap berjalan satu arah sama bersama Model Press Agentry, dimana sebuah Subjek berusaha menyampaikan pesan yang dimengerti komunikan dengan secara tidak wajib menanggapi umpan balik. Dalam hal ini PR bertindak sebagai Journalist in residence, artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada publik dan mengendalikan berita atau informasinya kepada media massa. Bentuk ini lebih baik dan mengandung lebih banyak kebenaran karena penyebarannya melalui news latter, brosur dan surat langsung (direct mail).
Contohnya: Melihat website dari telkomsel http://www.telkomsel.com atau kita bisa memonitoring lewat akun social medianya. Publisitas yang dilakukan telkomsel cukup transparan dalam memberikan informasi internal mereka. Dengan begitu kita dapat menyimpulkan bahwa telkomsel berada pada model infomari publik karena keterbukaan mereka dalam memberikan informasi publik
3. Model Asimetris Dua Arah
Model ini memandang Publik adalah objek yang harus dipahamkan dengan informasi yang kita kucurkan, namun meskipun begitu model ini tidak lebih mempertimbangkan feedback audience seperti Model Informasi Publik dan perbedaan nya tidak membuat mereka berdiri terlalu jauh antara satu dengan yang lainnya, model asimetris dua arah ini lebih menarik audience untuk menyesuaikan diri dengan organisasi bukan organisasi yang menyesuaikan dengan audience.
Contohnya: Penggantian minyak tanah ke gas yang dicanangkan pemerintah, di dalam program ini pemerintah melakukan komunikasi dua arah dan tidak menutup diri atas pertanyaan masyarakat juga komplainnya terhadap masalah bagaimana penggunaan kompor gas yang memang sebagian besar masyarakat masih sangat asing dalam menggunakan kompor gas, dengan menerjunkan beberapa kelompok orang untuk mendatangi rumah-rumah dan memberikan pengarahan cara menggunakan kompor gas juga menerjunkan para teknisi untuk memperbaiki kompor gas yang rusak akibat kesalahan penggunaan kompor gas tersebut. Dan program ini tidak didahului dengan riset tentang penggunaan minyak tanah oleh masyarakat Indonesia, pemerintah tidak melihat kepentingan masyarakat hanya kepentingan pemerintah saja agar minyak di Indonesia tidak habis dan produksi gas bisa meningkat penjualannya.
4. Model Simetris dua arah
Model ini lebih menimbang pada penyesuaian diri antara organisasi dengan publik. Mereka berfokus pada penelitian dan riset terhadap target pasar yang akan mereka tuju. Grunig juga mengatakan bahwa Model ini adalah Model yang paling etis. Model Simetris Dua Arah merupakan model yang berhasil dalam penyampaiannya kepada publik dan mengikat keduanya dalam komunikasi yang efektif. Dalam tatanan organisasi sebuah pencitraan baik akan timbul jika konsumen memberi feedback positif begitu pula karena publik adalah penentu bagaimana sebuah organisasi berrhasil dalam pengaturan di dalamnya.
Contohnya:
PT. Telekomunikasi Seluler atau telkomsel melakukan komunikasi dua arah melalui program CSR. Kenapa CSR? Karena dengan CSR memperlihatkan bahwa telkom ini memahami apa yang menjadi kebutuhan stakeholder atau publik. Dengan begitu telkomsel memahami kepentingan publik tidak hanya bukan sekedar membela kepentingannya sendiri. Contoh program CSRnya adalah “ Indonesia Genggam Internet” yang dimana mereka mengajak masyarakat menghilangkan stigma bahwa internet itu sulit.

   Adapun saya mengambil contoh peran dan fungsi PR yang diterapkan oleh Pelayanan Bandara PT (PERSERO) Angkasa Pura 1 cabang bandara Adisutjipto Yogyakarta dalam membangun citra:
1. Penasehat Ahli ( Expert Prescriber )
Dalam peran ini PT (PERSERO) Angkasa Pura 1 cabang bandara Adisutjipto Yogyakarta diberi kewenangan untuk menyelesaikan sendiri dan mecari solusi dalam menangani membangun citra bandara. Asman Humas dan pelayanan bandara mempunya otoritas untuk bagaimana cara yang harus dilakukan untuk meraih citra yang diinginkan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Selain itu mereka juga berperan dalam membangun program-program kreatif dan inovatif sesuai dengan citra yang ingin dibangun oleh perusahaan. Jadi peran sebagai penasehat ahli dijalankan dengan memberi nasehat dan masukan pada pimpinan sesuai dengan keahlian Asman Humas dan pelayanan bandara untuk membangun citra bandara.
2. Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator ).
Peran ini dilakukan pihak Asman Humas dan Pelayanan Bandara Bandara dengan menjembatani komunikasi anatara pihak manajemen perusahaan dengan publiknya melalui kegiatan dipusat informasi.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator ).
Peran ini dijalankan Asman Humas dan pelayanan bandara melalui beberapa kegiatan seperti menjadi garda depan perusahaan ketika terjadi gempa di jogja dengan mengadakan posko gempa untuk tetap bisa mengakomodir kebutuhan penumpang pesawat. Selain itu juga Asman Humas dan pelayanan bandara berperan dalam memberikan solusi bagi pembangunan citra bandara melalui program-program inovatif yang dirasa akan menghemat biaya sehingga dapat membantu permasalahan ekonomi perusahaan.
4. Teknisi Komunikasi ( Communication Technician ).
Bagi Asman Humas dan pelayanan bandara, peran ini diimplementasikan dari program-program yang pernah mereka rencanakan. Peran ini membuktikan bahwa peran mereka tidak hanya dibelakang meja saja tetapi juga ikut terjun langsung kelapangan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat pada foto program-program yang dijalankan oleh Asman Humas dan pelayanan bandara.

 Sumber:
http://digilib.uin-suka.ac.id/3695/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
https://publicrelationsperson.wordpress.com/2014/10/23/pembentukan-citra/
https://bidamalva.wordpress.com/2011/05/23/public-relations-peran-dan-fungsinya/




Komentar

Postingan Populer